PEMBAHASAN
Sebagaimana
AFF Suzuki Cup 2016 dibuka, turnamen ini ditutup dengan pertarungan antara dua tim dari grup yang sama, Indonesia dan Thailand.
Laga sebelumnya berakhir dengan skor 4-2 untuk kemenangan
The War Elephants dan
merupakan awal dominasi mereka di turnamen ini, di mana mereka masih
belum kebobolan selama sekitar 400 menit sejak dijebol oleh Lerby
Eliandry di babak kedua pertandingan tersebut.
Sementara Thailand melaju dengan nyaman dengan lima kemenangan
beruntun, Indonesia mengamankan satu posisi di final dengan salah satu
persentase kemenangan terendah dalam sejarah turnamen ini, dengan hanya
mengalahkan Singapura dan Vietnam dalam lima laga yang telah dijalani.
Karenanya, bukanlah hal aneh jika kemudian tim asuhan Kiatisuk
Senamuang tersebut menjadi favorit kuat untuk mempertahankan gelar juara
mereka.
Mereka memiliki kedalaman skuat di setiap posisi, yang terbukti
dengan dampak yang diberikan para pemain cadangannya, baik ketika
menghadapi Filipina dalam laga terakhir penyisihan grup dan melawan
Myanmar di semifinal.
Disertai dukungan yang sama luar biasanya di luar lapangan, mereka seperti melaju ke final dengan kendali penuh.
Mereka juga nampaknya adalah tim paling bugar di turnamen, mengingat
fakta bahwa empat dari enam gol yang mereka cetak pada fase grup
tercipta di 11 menit akhir, dan sulit menemukan kelemahan mereka.
Zico memiliki begitu banyak pilihan di timnya
Sebelum turnamen dimulai, Indonesia mengalami kesulitan karena
pembatasan dua pemain per klub untuk membangun tim dan sempat
diperkirakan akan dalam kondisi yang buruk karena sanksi yang begitu
panjang dari FIFA.
Kendati demikian, mereka berhasil menunjukkan bahwa mereka adalah tim
yang multi-faset, mampu menyerang ketika dibutuhkan dan juga tetap
kokoh, padu, dan terorganisir ketika diharuskan – dan itulah yang perlu
mereka lakukan di laga ini.
Tidak perlu dipertanyakan lagi bahwa mereka memiliki kekuatan di lini
depan untuk menciptakan gol yang mereka butuhkan dan menciptakan
masalah bagi lawan – masalah yang lebih besar bagi mereka adalah
mampukah mereka untuk menghentikan kekuatan raksaksa Thailand.
BERITA TIM
Tidak ada masalah cedera di tim Indonesia, tetapi pelatih Alfred
Riedl diyakini bakal kebingungan atas pilihan pendekatan taktik yang
berbeda. Kemungkinan besar, ia akan mempertahakan formasi 4-4-2 yang
berjalan dengan baik ketika menang atas Vietnam dalam leg kedua
semifinal.
Sementara Thailand memiliki kekhawatiran terkait kapten Teerasil
Dangda. Ia masih bergulat dengan cedera otot yang membuatnya absen dalam
latihan pekan ini.
Bek Tanaboon Kesarat dan Prathum Chutong juga menjalani latihan
khusus. Kiatisuk bahkan mengakui bahwa mereka masih harus "melihat lagi"
pasangan tersebut menjelang laga dimulai.
PERTARUNGAN KUNCI: SARACH YOOYEN vs STEFANO LILIPALY
Mereka sama-sama merupakan salah satu yang terbaik di tim
masing-masing dan pertarungan krusial ini bisa menentukan siapa yang
bakal menjadi pemenang.
Lilipaly telah memainkan peran kunci untuk Indonesia
Sarach laiknya tameng yang memberikan kebebasan bagi para
fullback
Thailand untuk kerap maju menyerang, sehingga lini tengah dan sepertiga
akhir lapangan mereka dipenuhi oleh para pemain berkostum biru dalam
usaha meraih kemenangan demi kemenangan.
Ia akan kembali menjadi titik tumpu bagi pergerakan timnya.
PERTEMUAN TERAKHIR MEREKA
Sedangkan, sinar Stefano adalah sebuah kejutan di turnamen ini.
Gelandang kelahiran Belanda tersebut mampu menari-nari di antara lini
tengah dan belakang lawan untuk menciptakan berbagai macam masalah bagi
kubu lawan, entah sebagai bagian dari duet penyerang di lini depan, di
belakang penyerang utama, atau sebagai nomor 10 tradisional.
Ia senang memberikan tekanan kepada lawan, memiliki operan yang
terarah, dan juga mampu muncul dari lini kedua – akan menjadi tugas
Sarach untuk mengantisipasi dan/atau membatasi kelebihan-kelebihan
Lilipaly tersebut.
PARA PELATIH
Sebagai satu-satunya sosok yang pernah memenangi turnamen sebagai
pemain dan pelatih, Zico berada di ambang rekor lainnya untuk mengikuti
jejak Peter Withe & Raddy Avramovic untuk memenangi gelar juara dua
kali berturut-turut.
Riedl, yang tampil di final untuk ketiga kalinya, akan berusaha
mengincar trofi pertamanya setelah hanya mampu finis sebagai runner-up
bersama Vietnam pada 1998 dan Indonesia enam tahun silam Indonesia six
years ago.
DATA DAN FAKTA
- Thailand hanya pernah gagal mencetak gol dua kali dalam 30 laga AFF
Suzuki Cup terakhir mereka; sebuah catatan yang berjalan sejak turnamen
edisi tahun 2007.
- The War Elephants mengincar rekor gelar juara kelima; saat ini, mereka berbagi rekor gelar terbanyak dengan Singapura.
- Thailand bisa menjadi negara pertama yang memenangi enam laga berturut-turut dalam sejarah turnamen.
- Ini adalah final kelima bagi Indonesia – mereka selalu kalah dalam empat final sebelumnya, yakni 2000, 2002, 2004, dan 2010.
- Baru ada dua tim yang berhasil memenangi titel dua kali
berturut-turut, yakni Thailand pada 2000 & 2002 dan Singapura pada
2004 & 2007.
PREDIKSI FFT:
Ini adalah Thailand, yang melalui permainannya berhasil memberikan
impresi secara tidak langsung bahwa mereka hanya bermain-main, dan sudah
menantikan laga final sejak awal. Sekarang, Si Gajah Perang diharapkan
mampu memenuhi ekspektasi tersebut.
Indonesia memiliki kapasitas untuk mencetak gol melawan sebuah tim yang senang melakukan
pressing
tinggi dan rentan terkena serangan balik, tetapi Thailand kemungkinan
mampu membongkar pertahanan mereka yang rata-rata kemasukan dua gol per
laga sejauh ini.
Jika tidak ada kejutan, Thailand bisa mencetak beberapa gol tandang
untuk dibawa pulang ke Bangkok untuk leg kedua pada Sabtu nanti, yang
artinya gelar juara sudah hampir dipastikan akan menjadi milik mereka.
di kutip dari four four two